Wednesday 23 March 2016

HATI-HATI, SEKARANG DUNIA SUDAH MEMASUKI ZAMAN DIMANA ORANG BANYAK MENYEBAR INFORMASI DAN BERITA PALSU

Informasi bisa membuat hidup kita mudah, tapi bisa juga membuat kita celaka. Ada lho orang masuk

penjara akibat men-tweet atau memposting status di FB atau berceloter di WA atau BBM.

Tak jarang terjadi permusuhan atau pertengkaran antar kelompok gara-gara informasi yang mengadu-

domba. Berita, Prasangka, Fakta, Gosip, Fitnah bercampur aduk, kalau tak pandai memilih bisa

bahaya.Karena itulah Rosul yang mulia Muhammad SAW bersabda : "Salamatul insan fii hifdhil lisaan"

artinya: "Keselamatan seseorang tergantung bagaimana ia menjaga lisannya"

Yang dimaksud "lisan" pada masa kini tidak hanya yang keluar dari mulut kita, tapi juga "Tweet, Status,

Share postingan orang, SMS atau BBM yang kita broadcast"

Lalu bagaimana kita seharusnya kita mengelola infformasi?? tentu kita harus cerdas dalam menyikapi

suatu masalah, karena itu saya pernah berbicara pada suatu seminar yang diselenggarakan oleh Sony

Sugema College perlu ada edukasi dalam menggunakan medsos.

Sebenarnya bagi Ummat Islam tidak begitu susah karena Alloh dan Rosulnya telah membekali kita

dengan Standard Operational Procedure (SOP) sebagai berikut:

 

1. Tabayyun, dalam bahasa kita dikenal sebagai Konfirmasi:




Alloh memerintahkan kepada kita agar selalu Check & Recheck apakah informasi tersebut benar atau

salah, tidak sembarang diterima kemudian karena cocok dengan kepentingan diri atau kelompok

langsung ditelan mentah-mentah dan malah disebarkan. Perhatikan peringatan Alloh, QS Al-Hujurot

(49):6

يَأُيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيْبُوا قَومًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Jika datang kepadamu orang fasik dengan informasi, maka periksalah dengan teliti (Tabayyun)

Mungkin sering diantara kita begitu menerima Broadcast message atau Share status langsung dishare

lagi atau diforward ke seluruh Kontak atau seluruh grup tanpa memeriksa kebenaran informasi tersebut,

karena itulah suatu informasi bisa menyebar sangat cepat tak terbendung. Konon ketika informasi baik

baru tersebar beberapa hasta, keburukan sudah melesat mengelilingi dunia dan apabila itu yang terjadi

bisa terbayang jika informasi itu berupa fitnah atau ghibah dan kita ikut memposting bagaimana kita

bisa memperoleh ampunan Alloh? karena jika urusan dengan manusia, Alloh tidak akan mengampuni

dosa kita jika urusan dengan orang tersebut (yang kita fitnah) belum selesai. A'udzubillah min dzalik.

 

2. Zhon atau prasangka


küfür

Banyak sekali informasi yang datang kepada kita itu berupa prasangka, baik

husnuzhon yang artinya prasangka baik atau su'uzhon yang artinya prasangka buruk.

Dalam Islam mengedarkan sebuah prasangka buruk jika prasangkanya benar maka ila telah melakukan

ghibah, jika tidak benar maka ia telah melakukan fitnah, sungguh tak memberikan pilihan kepada kita

dua-duanya termasuk dosa besar coba kita simak QS AN-Najm : 28.

وَمَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ ۖ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ ۖ وَإِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا

"Sesungguhnya prasangka tak memberimu sedikitpun kebenaran"

Itulah yang terjadi jika kita tidak cerdas maka kita akan terjerumusar kepada Zhon atau prejudice yaitu

kita menghukum orang sebelum membuktikan apakah orang yang kita sebarkan keburukannya itu benar

atau tidak.

3. Qul khoiron au liyasmut, bicaralah yang baik-baik saja kalau tidak bisa maka lebih baik diam.




Umar bin Khotob pernah bertanya kepada Ubay bin Ka’ab apakah taqwa itu? maka dijawab ...Taqwa

adalah ibarat engkau berjalandiantara duri-duri, maka tentu akan hati-hati agar tak terkena duri.

Demikian pula sikap orang yang bertaqwa dalam menerima informasi, tak asal percaya, tak asal gaya dia

akan berpikir dan berpikir sebelum menyebarkan informasi sebab bagi orang yang bertaqwa akan sangat

hati-hati terhadap peringatan Rosul terhadap orang yang selalu menebarkan apa yang ia dengar dan apa

yang ia lihat tanpa memahaminya maka ia termasuk PENDUSTA!

Cukuplah seseorang itu dikatakan sebagai pendusta kalau dia menceritakan semua yang ia dengar

(HR Muslim)

Maka bagi seorang muslim yang harus mewarisi sifat Nabi Muhammad SAW sebagai "rahmatan lil

'alamin" sebelum menyebarkan sebuah informasi harus memperhatikan beberapa hal berikut ini:

 

 

1. BENAR, apakah informasi yang akan kita share itu benar? dari mana sumbernya?, kredibelkah sumber

itu? sudah dikonfirmasikah informasi tersebut?

2. FAKTA atau PRASANGKA apakah informasi ini Fakta yang dapat dipertanggungjawabkan atau cuma

duga-duga? kalaupun ini benar bermanfaatkah kalau disebar? atau akan menimbulkan kegaduhan dan

bahkan dapat memicu perselisihan dan menyulut permusuhan di publik? mampukah kita

mempertangungjawabkannya di hadapan Alloh ajja wa jalla?

Jangan lupa kepoers, tetap "SABAR sebelum SEBAR, SARING sebelum SHARING

No comments:

Post a Comment