[lead align="default"]Antara Hari Musik Nasional, Jazz dan WR Supratman[/lead]
Kepoisme - Setiap tanggal 9 Maret merupakan "Hari Musik Nasional" yang telah ditetapkan oleh mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 10 Tahun 2013.
Terpilihnya tanggal 9 Maret karena bertepatan dengan hari lahir Wage Rudolf Supratman, sang pencipta dan penggubah lagu kebangsaan "Indonesia Raya”.
Ada korelasi antara hari musik nasional dan gelaran Java Jazz Festival. Selama tiga haru berturut-turut yakni tanggal 4, 5, 6 Maret, Indonesia diguncang para musisi jazz andal yang datang dari segala penjuru dunia. Namun, tahukah anda jika sang komponis maestro pencipta lagu kebangsaan kita itu, adalah seorang "anak band" jazz?
Ya, sejak jauh hari sebelum musik jazz booming di Indonesia, Van Eldik (kakak ipar WR Supratman) bersama WR Supratman, mendirikan band jazz bernama "Black And White Jazz Band" tahun 1920 di Makassar. Van Eldik mengajak iparnya itu, karena saat itu WR Supratman sudah sangat lihai memainkan musik ciptaan komponis dunia. Misalnya, Beethoven ataupun Chopin secara sempurna.
Pemberian nama "Black and White" yang berarti hitam dan putih itu melambangkan kerja sama atau hubungan baik, yang bisa terjalin antara orang kulit putih (Belanda) dan sawo matang (Indonesia).
Karena kepiawaian WR Supratman dalam gesekan biola dan memainkan notasi-notasi Jazz yang mempesona, band jazz itupun lama kelamaan menjadi terkenal di seluruh Kota Makassar.
Maka sejak saat itu, WR Supratman mempunyai banyak penggemar, sehingga band "Black and White Jazz" memiliki jam terbang yang cukup padat. Mulai dari acara kecil-kecilan seperti wedding, pesta ulang tahun, sampai pada akhirnya WR Supratman dan Van Eldik menggelar konser tunggal band mereka di Makassar.
Namun sayang, sampai saat ini belum ada yang menemukan rekaman lagu-lagu, dan identitas para personel band yang lain dari "Black and White Jazz Band" tersebut.
Namun, yang pasti "Black and White Jazz Band" termasuk pionir band yang mengusung aliran jazz pertama di Tanah air. (Diambil dari berbagai sumber - )**
Terpilihnya tanggal 9 Maret karena bertepatan dengan hari lahir Wage Rudolf Supratman, sang pencipta dan penggubah lagu kebangsaan "Indonesia Raya”.
Ada korelasi antara hari musik nasional dan gelaran Java Jazz Festival. Selama tiga haru berturut-turut yakni tanggal 4, 5, 6 Maret, Indonesia diguncang para musisi jazz andal yang datang dari segala penjuru dunia. Namun, tahukah anda jika sang komponis maestro pencipta lagu kebangsaan kita itu, adalah seorang "anak band" jazz?
Ya, sejak jauh hari sebelum musik jazz booming di Indonesia, Van Eldik (kakak ipar WR Supratman) bersama WR Supratman, mendirikan band jazz bernama "Black And White Jazz Band" tahun 1920 di Makassar. Van Eldik mengajak iparnya itu, karena saat itu WR Supratman sudah sangat lihai memainkan musik ciptaan komponis dunia. Misalnya, Beethoven ataupun Chopin secara sempurna.
Pemberian nama "Black and White" yang berarti hitam dan putih itu melambangkan kerja sama atau hubungan baik, yang bisa terjalin antara orang kulit putih (Belanda) dan sawo matang (Indonesia).
Karena kepiawaian WR Supratman dalam gesekan biola dan memainkan notasi-notasi Jazz yang mempesona, band jazz itupun lama kelamaan menjadi terkenal di seluruh Kota Makassar.
Maka sejak saat itu, WR Supratman mempunyai banyak penggemar, sehingga band "Black and White Jazz" memiliki jam terbang yang cukup padat. Mulai dari acara kecil-kecilan seperti wedding, pesta ulang tahun, sampai pada akhirnya WR Supratman dan Van Eldik menggelar konser tunggal band mereka di Makassar.
Namun sayang, sampai saat ini belum ada yang menemukan rekaman lagu-lagu, dan identitas para personel band yang lain dari "Black and White Jazz Band" tersebut.
Namun, yang pasti "Black and White Jazz Band" termasuk pionir band yang mengusung aliran jazz pertama di Tanah air. (Diambil dari berbagai sumber - )**
No comments:
Post a Comment