Ashsholaatu wa sallamu 'alaa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi washohbihi ajma'in..
Kepoisme - Sudah menjadi lumrah dan memang semua Muslim (khususnya) menginginkan kesempurnaan jati diri sehingga dapat di akui sebagai Hamba Alloh Ta'aalaa karena cita-cita atau harapan manusia ingin supaya hidup tentram, damai, sejahtera, bahagia dunia akhirat.
Namun kadang sebagai makhluq Alloh yang tercipta dengan keluh kesah, ya sudah pasti ga lepas dari khilaf/lupa bahkan sengaja terjerumus dalam dosa. Dan sebaik-baiknya manusia adalah yang berdosa lalu bertaubat.
Ciri dari seorang Muslim sejati adalah berusaha terus memperbaiki diri dengan menjaga amalan baiknya, dan menjaga diri dari menyakiti orang lain baik tangannya ataupun lisannya. Sekarang sudah zamannya modern, zaman dimana maraknya sosial media yang mewakili segala kegiatan dan ucapan.
Nah,,berkenaan ini, sebagai Muslim kita harus memperhatikan dampak dari yang kita update atau posting, apakah bermanfa'at atau tidak..??, apakah menyenangkan atau menyakitkan orang lain..?? Karena hal menyakiti orang lain sudah di amanahkan oleh suri tauladan kita yaitu Nabi Muhammad shollalloohu 'alaihi wasallam untuk tidak dilaksanakan oleh seorang Muslim.
حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ عَامِرٍ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو يَقُولُ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ
"Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Zakaria dari Amir mengatakan, aku mendengar Abdulloh bin Amru mengatakan; Rosuululloh shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: "Muslim yang sempurna adalah yang muslim lainnya selamat dari gangguan lidah dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang Alloh larang."
(Shohih Bukhori hadits 6003)
Dalam hadits diatas dikatakan lidah dan tangannya, sebelum berfikir pada maksud/isis sebenarnya hadits tersebut kita hubungkan dengan zaman sekarng lagi rame yaitu sosial media. Catatan penting buat kita sebagai Muslim adalah menjaga tangan/jempol kita dari ketikan status yang diupdate supaya tidak menggunjing, menghina, menyakiti, atau bahkan ada yang termasuk fitnahan.
Seperti di artikel sebelumnya pernah dibahas tentang hukum sosial media adalah hukum asalnya mubah (boleh)
BACA: BINCANG BINCANG HUKUM FACEBOOK
sebelum ada dalil larangan didalamnya, jadi boleh menggunakan sosmed dan jadi berpahala atau berdosa tergantung si penggunanya.
Jangan sampai apa yang kita update atau posting malah jadi maksiat jariyyah karena ada hal kurang baik dalam sosmed yg mengundang orang lain dalam berdosa, baik dosa kecil bahkan dosa besar.
Ga kebayangkan gara-gara keteledoran dalam update atau posting'an, lalu ajal udah tiba terus di akun ada hal yang ga baik ga kehapus tapi bisa dibaca/dilihat orang lain yang ngandung dosa jadi ngalir dosa meski udah mati, Na'uudzubillaahi mindzaalik..
Maka dari itu, yuk kita belajar sedikit demi sedikit dalam.memperbaiki akhlak kita sebagai Muslim supaya menjadi Muslim yang baik, sempurn, yang menyenangkan hati orang, dan bermanfaat bagi yang lain, minimal dalam update status atau posting photo yg tidak mengandung unsur maksiat jariyyah.
Jelas sudah, Muslim yang sempurna adalah yang menjaga tangan dan lisannya supaya tidak menyakiti orang lain, dan meninggalkan segala yang dilarang oleh Alloh.
Tanamkan jiwa semangat untuk terus melakukan perubahan dalam diri untuk menuju lebih baik supaya tercapai pribadi yang haqiqi yang patut diakui sebagai hamba-Nya seraya terus memperbaiki dan menjaga ibadah kita. karena amal kebaikan adalah untuk memudahkan datangnya rahmat Alloh Ta'aalaa. [abunaida]
Walloohu a'laam..
No comments:
Post a Comment