Thursday 11 February 2016

Hitungan Rezeki Allah ≠ Hitungan Matematika

Kepoisme - Coba lihat ilustrasi Perhitungan diatas, Secara hitungan matematika memang ada benarnya. Bagaimana tidak? berdasarkan perhitungan logika manusia, hidup ini membutuhkan biaya yang sangat besar!.

Tetapi sebelum kepoers semua terhipnotis dengan perhitungan "semu" tersebut, mari kita cermati firman Allah berikut:

وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ

“Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27)

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Allah memberi rizki pada mereka sesuai dengan pilihan-Nya dan Allah selalu melihat manakah yang maslahat untuk mereka. Allah tentu yang lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk mereka.

Allah-lah yang memberikan kekayaan bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya. Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 553)

Jangan khawatir tentang rizki, karna Allah telah mengatur dan membagikan rizki dengan secara adil sesuai dengan yang dikehendakinya dan kemaslahatan kita.

Untuk ilustrasinya, mari kita simak contoh cerita berikut:
Ada dua orang yang punya uang sama untuk dijadikan modal awal,  anggap saja 10 juta. Si fulan, mengambil langkah dengan cara investor. Dan si alan dengan cara berdagang.

Dengan 2 orang tesebut, walau modal sama, belum tentu pendapatanya berbeda.

Bisa jadi si fulan, yang mendapatkan lebih banyak, tanpa harus dengan kerja keras banting tulang di bandingkan dengan si alan yang mengambil langkah dengan berdagang  yang mana tentu butuh tenaga extra

Atau sebaliknya, bisa jadi si alan yang malah untung lebih banyak.

Dalam hal ini bukan banyak atau sedikitnya, tapi meraih supaya rizki tersebut barokah sehingga tidak melampaui batas,  tidak membuat diri lalai akan hak-hak Allah.
Ibnul Qayyim berkata.
“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rizki yang sudah dijamin untukmu. Karena rizki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rizki pasti datang".

Jika Allah -dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rizkimu, Dia pasti –dengan rahmatNya- membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.

Coba kita Renungkan keadaan janin.  makanan datang kepadanya, berupa darah dari satu jalan, yaitu pusar. Lalu ketika dia keluar dari perut ibunya dan terputus jalan rezeki itu, Allah membuka untuknya DUA JALAN RIZKI yang lain (yakni dua puting susu ibunya). dan Allah mengalirkan untuknya di dua jalan itu. rizki yang lebih baik dan lebih lezat dari rizki yang pertama, itulah rizki susu murni yang lezat.

Lalu ketika masa menyusui habis, dan terputus dua jalan rizki itu dengan sapihan, Allah membuka EMPAT JALAN RIZKI lain yang lebih sempurna dari yang sebelumnya, yaitu dua makanan dan dua minuman. Dua makanan= dari hewan dan tumbuhan. Dan dua minuman = dari air dan susu serta segala manfaat dan kelezatan yang ditambahkan kepadanya.

Lalu ketika dia meninggal, terputuslah empat jalan rizki ini. Namun Allah –Ta’ala- membuka baginya -jika dia hamba yang beruntung- DELAPAN JALAN REZEKI. Itulah pintu-pintu surga yang berjumlah delapan. dia boleh masuk surga dari mana saja dia kehendaki.

Dan begitulah Allah Ta’ala, Dia tidak menghalangi hamba-Nya untuk mendapatkan sesuatu.. kecuali Dia berikan sesuatu yang lebih afdhol dan lebih bermanfaat baginya.

Dan itu tidak diberikan kepada selain orang mukmin. karenanya Dia menghalanginya dari bagian yang rendahan dan murah. dan Dia tidak rela hal tersebut untuknya untuk memberinya bagian yang mulia dan berharga.”
dikutip dari Al Fawaid, hal. 94,terbitan Maktabah Ar Rusyd, tahqiq: Salim bin ‘Ied Al Hilali

No comments:

Post a Comment