Tuesday, 2 February 2016

mantap, mahasiswa ini ciptakan tank robot untuk TNI AD

Kepoisme - Jenius muda putra bangsa kembali membuat sebuah gebrakan. Adalah  Bachtiar Dumais Laksana (23) Mahasiswa Institut Teknologi 10 November (ITS) yang tak mau tinggal diam jika Indonesia tertinggal di bidang teknologi, terutama dibidang pertahanan dan keamanan. Bersama Adhitya Whisnu Pratama dan Muhammad Iqbal, Trio jenius ini  membuat kendaraan taktis mini tanpa awak pertama.

Tank robot yang dikendalikan lewat remote control ini dirancang, dirakit dan diproduksi sendiri oleh ketiganya. Produk tersebut belum diproduksi massal, masih berupa prototype. Tank ini diberi nama War-V1.

Untuk mendukung aktivitasnya, mereka mendirikan perusahaan sendiri yang diberi nama BDL-Tech. Produknya tersebut sudah dilirik oleh Kodam Kodam VI/Mulawarman di Balikpapan, serta Batalyon Kavaleri 8 Divisi Infantri 2 Kostrad di Bandung.



"Saya sendiri direkturnya, bertiga, pengerjaan sudah makan waktu setahun lebih, kira-kira 13 bulan. Lengkap dengan desain, mekanik, rancang kendali elektronis. Kami memang kebetulan dari awal mau menyusun perusahaan yang bergerak di bidang hankam dan pendidikan," dikutip dari laman merdeka.com, Senin (1/2) .

Pembuatan tank robot tersebut bermula dari hobi ketiganya di dunia militer, dengan latar belakang sebagai lulusan elektro sejak SMK, mereka mulai mencoba merealisasikan mimpinya. Desain dan model tank buatannya tersebut berasal dari robot yang digunakan oleh militer Jepang.

"Kemudian kami coba, itungannya nekat. Saya tanya ke Batalion Kavaleri sampai Kodam, yang berikan tanggapan positif Kodam Mulawarman dan Batalion Kavaleri 8. Jadi kemudian dengan konsep yang ada, kendaraannya saya sendiri inginnya berfungsi sebagai back up, di lapangan sebagai sweeper atau penyapu, setelah infantri masuk mampu di back up unit ini. Makanya mulai dari senjata sistem kami sesuaikan dengan tujuan aplikasi," terangnya.

[caption id="" align="alignnone" width="670"]Tank robot War-V1 BDL-Tech Tank robot War-V1 BDL-Tech[/caption]

Dalam proses pembuatannya, Bachtiar dan kedua rekannya belum mendapatkan bantuan dana dari pihak manapun, termasuk pemerintah. Alhasil pembelian komponen dan alat pendukung lainnya masih menggunakan modal pribadi.
"Ini masih modal pribadi, saya sendiri masih ikut orangtua, belum lulus dari kampus. Termasuk pendirian CV dan segala macam," lanjut dia.

Karena masih menggunakan dana sendiri, mereka sempat kesulitan untuk memasang komponen yang lebih memadai. Sebab, seluruh komponen yang diperlukan harus didatangkan dari China dengan harga belasan juta rupiah, itu pun belum termasuk bea impor.

"Kami disiplin elektro semua di bidang mekanik bergerak, kami belajar otodidak, makanya waktu desain belajar dari nol. Jadi masih gambar tangan mulai dari 2014," kenang dia.

Meski begitu, bachtiar mengungkapkan udah ada beberapa pihak yang mau mensponsori tank buatannya. Tank ini juga akan menjadi bekal untuk menyelesaikan skripsi.

"Ini ada beberapa bagian saya ikutkan untuk judul skripsi, kalau lolos Kemenhan rencananya ada pengucuran dana, dari menhan mungkin turunnya ke dikti," pungkasnya. [rzl]

Sumber

No comments:

Post a Comment