Tuesday, 23 February 2016

Diet Kantong Plastik, Langkah Cerdas Pemerintah Atasi sampah

Mulai tanggal 21 Februari 2016, uji coba metode kantung plastik berbayar akan diterapkan di 22 kota di Indonesia. Apabila sebelumnya masyarakat yang berbelanja di tempat perbelanjaan ritel diberikan kantung plastik secara gratis untuk membawa berang yang dibelinya, kini harus membayar seharga 200 rupiah per kantungnya. Kebijakan pemerintah ini diharapkan dapat mengurangi sampah plastik yang makin lama semakin memprihatinkan.
Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil Sampah plastik ke laut yang mencapai sebesar 187,2 juta ton setelah Tiongkok yang mencapai 262,9 juta ton berdasarkan data Jambeck (2015). Sementara itu perhitungan dari Ditjen Pengelolan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK, bahwa total jumlah sampah Indonesia di 2019 akan mencapai 68 juta ton, dan sampah plastik diperkirakan akan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada.

Data dan perhitungan tersebut tentu sangat memprihatinkan. Tidak dapat dibayangkan ada berapa pulau yang tertutupi sampah jika sampah-sampah plastik tersebut ditumpahkan di daratan Indonesia.

Sampah plastik oleh beberapa pemerhati lingkungan hidup dinyatakan sebagai bencana lingkungan karena sampah ini tidak mudah untuk dihancurkan. Sampah plastik terdiri dari kantung plastik , botol plastik, bungkus makanan, dan barang-barang lainnya yang terbuat dari plastik. Khusus mengenai kantung plastik atau yang juga dikenal dengan sebutan keresek, berikut adalah faktanya menurut Reuselt.

  • Lebih dari 1 triliun keresek digunakan setiap tahunnya di dunia. Tiongkok sebagai negara berpenduduk terbanyak di dunia, sekitar 1.3 miliar orang, mengonsumsi sekitar 3 miliar sampah keresek per tahunnya.

  • Sekitar 1 juta keresek digunakan setiap menitnya.

  • Sebuah keresek memerlukan waktu 1.000 tahun untuk menguraikannya secara alami.

  • Lebih dari 3.5 juta ton keresek, karung, dan pembungkus lainnya dibuang pada tahun 2008.

  • Penggunaan keresek saja di Amerika Serikat mencapai 100 miliar yang menghabiskan biaya bagi para retailer sekitar 4 miliar dollar per tahun.

  • Keresek merupakan jenis sampah di lautan yang paling umum kedua setelah puntung rokok.

  • Keresek tetap mengandung racun meskipun sudah terurai.

  • 1 mil persegi lautan memiliki sekitar 46 ribu plastik yang mengambang di atasnya.


Atas dasar itulah maka para pemerhati lingkungan menyarankan agar masyarakat dan pemerintah melakukan gerakan diet kantung plastik dan kantung plastik berbayar agar dapat menekan sampah plastik. Saran tersebut bukannya tanpa dasar. Berdasarkan riset yang dilakukan Greeneration Indonesia sejak 2008, kedua metode tersebut akan mampu mengurangi sampah plastik di Indonesia hingga 70 persen dalam setahun.

Seiring dengan desakan dan gerakan para pemerhati lingkungan, pemerintah pun akhirnya menerapkan kebijakan uji coba kantung plastik berbayar mulai tanggal 21 Februari 2016, bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional, di 22 kota di Indonesia. 22 kota tersebut adalah Jakarta, Bandung, Bekasi, Depok, Bogor, Tangerang, Solo, Semarang, Surabaya, Denpasar, Palembang, Medan, Balikpapan, Banjarmasin, Makassar, Ambon, Papua, Jayapura, Pekanbaru, Banda Aceh, Kendari, dan Yogyakarta.

Khusus untuk kota Cimahi, beberapa tempat perbelanjaan retail ikut menerapkan uji coba ini dengan melakukan pemberitahuan sebelumnya meskipun kota ini sudah tidak termasuk ke dalam kota Bandung lagi.

Di kota Bandung program uji coba ini berlaku di minimarket dan supermarket di 20 titik yang pada prakteknya kasir akan bertanya kepada pembeli apakah akan menggunakan kantung plastik berbayar atau tidak. Bagi yang memilih tidak, sebaiknya membawa kantung plastik sendiri dari rumah atau membawa tas belanjaan sendiri baik yang bisa didaur ulang mau pun tidak. Bagi kota Bandung, program ini diharapkan dapat mengurangi sampah plastik sehingga peristiwa bencana Leuwigajah yang memakan korban 147 orang dan banjir Cilencang tidak terjadi lagi.
Uji coba keresek berbayar dilaksanakan oleh pemerintah, utamanya oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, berdasarkan Surat Edaran (SE) Nomor S.71/Men LHK – II/ 2015 oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, guna memenuhi target pengurangan sampah plastik sekitar 1.9 ton setahun.

Pengurangan sampah plastik sejalan dengan Recana Pembangunan Jangka Menengah Nasional pemerintah terkait pengurangan sampah nasional sekitar 11 persen pada tahun 2016. Kebijakan program pengurangan sampah plastik ini diberlakukan secara bertahap dengan tempat perbelanjaan ritel merupakan tempat pertama kali diberlakukan sebelum menyentuh pasar tradisional. Setiap kantung plastik yang digunakan pembeli saat berbelanja harus dibayar 200 rupiah per lembar oleh konsumen.

Implementasi di tempat perbelanjaan ritel tersebut akan dievaluasi setiap 3 bulan sekali. Apabila hasil evaluasi menunjukkan pengurangan sampah plastik setelah pemberlakuan program ini tidak begitu signifikan, bisa saja harga plastik dipatok lebih mahal. Sementara itu, uang hasil pembayaran kantung plastik tersebut nantinya diakumulasikan dan dititipkan di ritel untuk dipergunakan pada program kegiatan yang berkenaan dengan kepentingan masyarakat.

Indonesia sendiri sebenarnya tidak begitu asing dengan kebijakan berbelanja tanpa keresek terutama yang suka berbelanja di salah satu tempat perbelanjaan retail asal Korea Selatan yaitu Lotte Mart. Di bulan Oktober 2010, lima jaringan supermarket besar di Korea Selatan yaitu E-Mart, Lotte Mart, Home Plus, Hanaro Mart, and Mega Mart telah menerapkan kebijakan “Tanpa Kantung Plastik Sekali Pakai.”

Setahun kemudian kebijakan ini ternyata menghasilkan 0 pengeluaran keresek dari toko-toko tersebut, meningkatnya penggunaan kantung belanja daur ulang sebanyak 55% oleh pelanggan, dan penghematan biaya sebesar 10 juta dollar Amerika. Hasil yang sangat signifikan dan menggembirakan tentunya. Hasil tersebut membuktikan bahwa kebijakan tanpa keresek tidak hanya dapat menyelamatkan lingkungan hidup tetapi juga dapat menghemat biaya. Kebijakan ini kemudian berlaku di semua jaringan retail tersebut hingga keluar Korea Selatan.

Bagaimana dengan bagian dunia lainnya? Beberapa supermarket di Wales, Inggris, sejak tahun 2011 telah menerapkan kebijakan keresek berbayar seharga 5p (5 pence) atau sekitar 1.273 rupiah per lembarnya. Kebijakan ini kemudian meluas di Inggris pada pertengahan Oktober 2015. Sementara itu di benua Amerika, Walmart di Kanada merupakan supermarket terbaru yang telah memberlakukan kantung plastik berbayar seharga 5 sen atau sekitar 670 rupiah per lembar mulai tanggal 9 Februari kemarin.

Indonesia sebagai bagian dari warga dunia tentu harus pula ikut serta merawat dan menjaga bumi ini. Dengan kebijakan kantung plastik berbayar diharapkan perilaku masyarakat Indonesia akan berubah dalam memperlakukan sampah plastik beserta dengan bertambahnya kepedulian akan lingkungan sekitar.

Sumber

No comments:

Post a Comment