Friday 12 February 2016

Masih mau ikut-ikutan Valentine's Day??

bismillah


Puji dan syukur atas segala ni'mat karunia Alloh Ta'aalaa. Sholawat dan salam moga tercurah untuk Nabi Muhammad shollalloohu 'alaihi wa sallam..


Kepoisme - Memperhatikan gaya anak muda sekarang atau mungkin dari dulu (khususnya Muslim), yang suka ikut-ikutan gaya hidup yang tanpa tau pengetahuannya dan maksudnya apa seperti halnya salah satu contoh Valentine day membuat dampak yang semerawut dalam norma.

Namun sebelumnya kita bahas dulu sedikit tentang Valentine's day.



Berbagai versi cerita tentang asal-usul valentine day ini dimuat diberbagai sumber yang kebanyakan versi adalah tentang Pendeta bernama Valentinus yang berkorban demi memperjuangkan cinta, Ternyata bukan begitu, alhamdulillah dengan mengutip dari tweet-tweet'nya Ustadz Felix Siauw tahun lalu, bahwa ternyata banyak yang baru tahu bahwa Valentine Day ini berasal dari kebudayaan Pagan Romawi, yang memuja kenikmatan badaniyah semisal sex dan nuditas.

Asalnya Valentine Day ini adalah perayaan Pagan Lupercalia untuk memuja Lupercus sang dewa kesuburan Romawi dirayakan 13-18 Feb tiap tahunnya.

[caption id="" align="alignleft" width="300"]Lupercus lupercus[/caption]

Lupercus dikenal juga Dewa Pan digambarkan berkepala kambing persis Baphomet sesembahan Yahudi. Perayaan Lupercalia selain memuja Dewa Pan (Lupercus) juga sebagai persembahan pada Dewi Juno (Hera) dewi pernikahan dan kesuburan.

Karena inti perayaan Lupercalia ini ialah KESUBURAN, maka aktivitas SEX menjadi hidangan utamanya.
Pada bentuk klasiknya, Lupercalia Festival dilakukan dengan memasang-masangkan lelaki dan wanita, lalu mereka semalaman bercinta.

Jadi, Festival Lupercalia (13-18 Feb) ini identik dengan bersenang-senang ialah mabuk, wanita, dan kenikmatan sex. Perayaan ini berlangsung bertahun-tahun, mendarah daging dan sulit dihentikan sampai Kristen dijadikan sebagai agama di negara Romawi.

Pada 496 M Paus Gelasius mengesahkan Lupercalia ini menjadi hari raya gereja, karena tak sanggup menghapuskan tradisi pagan ini diperkenalkanlah nama baru Festival Lupercalia, yaitu Valentine's Day dan dikaranglah cerita St. Valentinus yang mati demi cinta.

Festival Lupercalia muncul dengan nama baru Valentine's Day, namun esensi perayaan itu tetap bertahan KESUBURAN yang dilambangkan dengan sex. Baru pada 1969 M gereja kembali melarang perayaan Valentine's Day karena dianggap hanya pembenaran dari perayaan Lupercalia.

Namun telat bagi pengikut Kristiani, karena cerita St. Valentinus lalu melegenda dan maksiat mulai dilegalkan Valentine's Day dengan atas nama cinta.



Sudah ribuan tahun berlalu ternyata Valentine's Day masih sama dengan perayaan Lupercalia asalnya menjadi budak dari nafsu syahwat.

Valentine's Day tidak diragukan lagi meneruskan tradisi pagan dimana kehormatan wanita tidak dihargai dan kemuliaannya diinjak.

Alhamdulillaah wa syukuurillaah kita sebagai Muslim terselamatkan dari faham-faham seperti itu karena sejatinya Islam itu menyelamatkan manusia yang berserah akan ketentuan Alloh Ta'aalaa.

Dan kewajiban sebagai Muslim untuk menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam dengan tidak mengikuti gaya hidup dari kaum diluar Islam karena jika mengikuti gaya hidup mereka maka secara otomatis termasuk kaum itu sendiri.

Dari Ibnu Umar ia berkata, "Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku diutus menjelang hari kiamat dengan pedang hingga hanya Allah yang diibadahi tanpa ada sekutu bagi-Nya, dan rizkiku ditempatkan di bawah bayang-bayang tombak.
Kehinaan dan kerendahan dijadikan bagi orang yang menyelisihi perintahku. Barangsiapa menyerupai suatu kaum berarti ia termasuk golongan mereka."
(HR. Ahmad)

Penyerupaan dengan orang kafir ada dua bagian yakni Penyerupaan yang diharamkan dan penyerupaan yang mubah.

Bagian pertama:


Penyerupaan yang diharamkan yaitu prilaku yang menjadi ciri khusus agama orang kafir padahal dia telah mengetahuinya dan tidak ada dalam agama kita. Hal ini diharamkan, bisa jadi termasuk dosa besar. Bahkan sebagiannya bisa mengarah kepada kekufuran sesuai dengan dalilnya. Apakah hal tersebut dilakukan oleh seseorang sesuai dengan orang kafir atau karena syahwat atau syubhat dalam pandangannya hal tersebut akan bermanfaat di dunia dan akhirat.

Kalau dikatakan, orang yang melakukan prilaku ini sementara dia tidak tahu, apakah dia berdosa juga seperti orang yang merayakan hari kelahiran?

Jawabannya adalah orang yang tidak tahu tidak berdosa karena ketidaktahuannya. Akan tetapi dia hendaknya diberitahu, kalau dia tetap melakukannya. Maka dia berdosa.

Bagian kedua:


Menyerupai yang dibolehkan, yaitu prilaku yang asalnya tidak diambil dari orang kafir. Akan tetapi orang kafir malakukannya juga. Hal ini tidak dilarang menyerupainya akan tetapi dia  boleh jadi, dia tidak mendapatkan manfaat berbeda (dari orang kafir).

Menyerupai ahli kitab dan lainnya dalam masalah dunia tidak dibolehkan kecuali dengan syarat,

1.      Hendaknya hal ini bukan termasuk kebiasan dan syiar yang membedakan mereka (dengan lainnya)

2.      Hal itu bukan termasuk dari ajaran mereka yang ditetapkan dengan data yang valid. Seperti apa yang telah diberitakan Alloh kepada kita dalam kitab-Nya atau lewat lisan Rosul-Nya atau dengan menukil secara mutawatir seperti sujud penghormatan yang dibolehkan pada umat terdahulu.

3.      Tidak ada dalam agama kita penjelasan khusus akan hal itu. kalau ada penjelasan khusus dengan penyamaan atau perbedaan. Maka cukup hal itu dari penjelasan yang ada di agama kita

4.      Penyerupaan atau perbedaan ini tidak menjurus ke masalah syariat

5.      Penyerupaan tidak pada perayaan mereka

6.      Penyerupaan sesuai dengan keperluan yang diinginkan dan menambahinya

Silahkan lihat kitab As-Sunan Wal Atsar Fin Nahyi An At-Tasyabbuh Bil Kuffar, karangan Suhail Hasan hal. 58-59.

Jadi secara kesimpulan, sebagai Muslim harus menjaga nilai-nilai syari'at (aturan) agama Islam sendiri tanpa mengikuti gaya atau budaya kaum yg lain diluar budaya Islam, bahkan termasuk haram hukumnya jika budaya itu terkait dengan akidah.

muslim-couple-2

Dalam ISLAM bagi mu'min/muslim tidak perlu ceremony, pengistimewaan moment, atau pengungkapan khusus dalam menunjukkan kasih sayang, Karena dalam diri Mu'min/Muslim sejati sudah tertanam secara otomatis didalam dirinya tentang kasih sayang dalam setiap nafas, setiap saat.

Nu'man bin Basyir rodhialloohu 'anhu mengatakan, bahwa Rosuulullooh Shollalloohu 'alaihi wa sallaam bersabda:
"Kamu akan melihat org2 Mu'min dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yg sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan turut merasakan sakitnya" (Muttafaqun 'alaih). [abunaida]

No comments:

Post a Comment