Monday 22 February 2016

Hikmah JANABAT (Mandi Besar) & istinja (Cebok)

bismillah

Kepoisme - Melaksanakan syari'at dalam Islam adalah suatu ketentuan dan sebagai syarat sah dalam beribadah..
Setiap syari'at yg diterapkan syarat akan makna dan hikmah, yg pasti manfaat untuk kita baik lahir maupun bathin, baik di dunia maupun di akhirat.

Seperti salah satunya hikmah JANABAT atau Mandi Junub diharuskan jika seseorang telah keluar air mani (sperma), dan istinja (cebok) sesudah buang air kecil.

Padahal keduanya keluar dari lubang yg sama tapi beda dalam bersucinya, dan tiadalah syari'at yg Alloh tetapkan melalui wahyu kepada Rosulolloh shollalloohu 'alaihi wasallam pasti syarat dengan hikmahnya yg mana jika keluar sperma harus mandi, tapi sesudah buang air kecil cukup dengan membasuh kemaluannya saja.

Dan hadistnya jelas dan mufakat semua ulama.

Firman Alloh Ta’ala,
وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا

“Dan jika kamu junub maka mandilah.” (QS. Al Maidah: 6)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّى تَغْتَسِلُوا

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sholat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi.” (QS. An-Nisa’: 43)

Dalil lainnya dapat kita temukan dalam hadits Abu Sa’id Al Khudri rodhiyallohu ‘anhu, Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا الْمَاءُ مِنَ الْمَاءِ

“Sesungguhnya (mandi) dengan air disebabkan karena keluarnya air (mani).” (HR. Muslim no. 343)

Hikmahnya karena air mani berasal dari sari pati seluruh tubuh dan memerlukan energi yg jauh lebih besar dari kencing atau madzi dan wadi utk mengeluarkanya. Karena itu ada rasa nikmat.

Setelah diteliti kedokteran diketahui hikmah luar biasa syariat yg dibawa Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wasallam memerintahkan mandi wajib ternyata dalam sekali tumpahan mani terdapat 2 milyar benih kehidupan spermatozoid. Itu mengapa orang yg keluar mani akan segera lemas dan berkurang tenaganya, tidak seperti yg kencing.

Begitu juga yg haidh,  mengandung banyak zat kotoran tubuh yg perlu energi besar saat itu terjadi.

Dalil mengenai hal ini adalah hadits ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha, Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata pada Fathimah binti Abi Hubaisy,

فَإِذَا أَقْبَلَتِ الْحَيْضَةُ فَدَعِى الصَّلاَةَ وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْسِلِى عَنْكِ الدَّمَ وَصَلِّى

“Apabila kamu datang haidh hendaklah kamu meninggalkan sholat. Apabila darah haidh berhenti, hendaklah kamu mandi dan mendirikan sholat.”
(HR. Bukhori no. 320 dan Muslim no. 333)

Untuk bisa memulihkan tenaga yg terkuras tsb tidak cukup dengan membasuh alat kelamin saja melainkan harus dengan mandi. Sehingga badan jadi segar kembali, tumbuh keceriaan, hilang bau, badan jadi bersih dan hilang rasa malas yg biasa dirasakan setelah keluarnya mani. Bahkan jiwa pun ikut merasakan kesegaran.

Sedangkan air kencing hanyalah kotoran yg tak seberapa harus mengeluarkan energi. Kencing jauh lebih sering terjadinya bahkan rutin sehingga cukup dgn membasuhnya.

تَنَزَّهُوْا مِنَ الْبَوْلِ فَإِنَّ عَامَّةَ عَذَابِ الْقَبْرِ مِنْهُ .)رواه البخاري(
“Basuhlah air kencing kalian semua karena faktor umum siska kubur disebabkan air kencing.”
(H.R. Al-Bhukhori)

Nah,, demikian sedikit ulasan tentang perbedaan bersuci antara Janabat dan setelah buang air kecil, semoga kita semua selalu menjadi hamba-Nya yg senantiasa menjaga kesucian dari hadats besar atau kecil karena Allo mencintai orang-orang yg suka mensucikan diri. Walloohu a'laam.
Semoga manfa'at.
Baarokalloohu lii wa lakum..

No comments:

Post a Comment